Berita

PERKUAT LAYANAN KONSULTANSI TEKNIS, BBSPJIKFK BERI SOLUSI NYATA UNTUK DUNIA INDUSTRI

PERKUAT LAYANAN KONSULTANSI TEKNIS, BBSPJIKFK BERI SOLUSI NYATA UNTUK DUNIA INDUSTRI

[Humas BBSPJIKFK, 3 Juni 2025] Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat perannya dalam mendorong daya saing sektor industri nasional melalui berbagai layanan jasa yang ditawarkan oleh unit-unit layanan teknis di bawah naungan Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), dalam mendukung industri menciptakan produk-produk yang bermutu. Salah satunya yaitu Layanan Konsultansi yang secara komprehensif dirancang untuk memberikan solusi nyata terhadap berbagai tantangan yang dihadapi pelaku industri, mulai dari peningkatan efisiensi produksi, penerapan sistem mutu, permasalahan lingkungan dan berbagai permasalahan teknis lainnya.

BBSPJIKFK merupakah salah satu dari 23 unit pelayanan teknis (UPT) di bawah Kemenperin yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, berupa Balai Besar dan Balai Standardisasi. UPT ini dilengkapi dengan tenaga ahli serta sarana dan fasilitas laboratorium yang memadai untuk memberikan layanan teknis yang mendukung berbagai aktivitas Industri, salah satunya merupalah layanan konsultansi yang berbasis data dan hasil uji. Layanan konsultasi yang diberikan oleh UPT ini diharapkan dapat menjangkau dan mendukung industri nasional di berbagai daerah di Indonesia sehingga dapat membantu memberikan solusi berbagai permasalahan teknis yang dihadapi. Sehingga pada akhirnya, dapat meningkatkan produktivitas, mutu, serta daya saing produk yang dihasilkan oleh Industri Indonesia.

Salah satu unit layanan teknis di bawah BSKJI, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan (BBSPJIKFK), pada tahun 2025 ini memberikan layanan konsultansi teknis untuk dua Perusahaan besar di Indonesia yaitu PT Pertamina Lubricant dan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI).

BBKSPJIKFK memberikan layanan konsultansi Untuk PT Pertamina Lubricant untuk ketahanan tinta pada kemasan produk yang terpapar sinar ultraviolet (UV).  Hasil konsultansi yang berupa hasil kajian dan data hasil uji ini dapat digunakan Perusahaan dalam pengambilan keputusan terkait kemasan produk yang menjadi bagian penting untuk meningkatkan penjenamaan dan meningkatkan kepercayaan konsumen. 

Layanan konsultansi di BBSPJIKFK ini bukan yang pertama bagi PT Pertamina Lubricant. Kepala BBSPJIKFK, Siti Rohmah Siregar menyampaikan bahwa BBKFK dan PT Pertamina Lubricants berkolaborasi sejak tahun 2018 dan mencakup berbagai kegiatan teknis yaitu pengujian dan konsultansi. Sebelumnya BBSPJIKFK telah melayani 4 (empat) konsultansi terkait kemasan produk PT Pertamina Lubricant. “Kami percaya bahwa melalui kerja sama yang telah dibangun selama lebih dari 6 tahun ini, banyak manfaat dan nilai tambah yang telah dihasilkan, baik dalam peningkatan mutu produk maupun efisiensi proses industri.” ujar Siti disela-sela acara kunjungan rombongan PT Pertamina Lubricant ke laboratorium uji BBSPJIKFK pada Rabu (15/5) lalu.

Selain itu, BBSPJIKFK juga membantu untuk Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) melalui layanan konsultansi untuk membuktikan bahwa salah satu jenis material produk samping yang dihasilkan anggota Asosiasi tersebut bukan merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Melalui kajian, pengujian laboratorium serta analisis teknis yang komprehensif, BBSPJIKFK memberikan hasil konsultansi yang dapat dijadikan dasar oleh APSyFI dalam mengelola material sesuai dengan ketentuan peraturan lingkungan hidup, sehingga tidak hanya mendukung efisiensi operasional, tetapi juga menjaga kepatuhan terhadap regulasi.

Siti menambahkan bahwa Layanan konsultansi teknis BBSPJIKFK menawarkan bukan sekadar pengujian laboratorium, tetapi juga mencakup analisis menyeluruh yang dapat membantu industri membuat keputusan strategis berbasis data dan hasil uji. “Saya berharap layanan konsultansi dapat dimanfaatkan secara lebih luas oleh berbagai sektor industri agar dapat meningkatkan daya saing, mendorong efisiensi, inovasi, serta dapat menjawab berbagai tantangan dan permasalahan industri.” pungkas Siti. [FS]

Share: