[Humas BBSPJIKFK, 3 Juni 2025] Kelapa sawit merupakan primadona produk Perkebunan yang banyak dibudidayakan oleh Masyarakat Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Foreign Agricultural Service, United States Department of Agriculture (USDA), produksi minyak sawit Indonesia di tahun 2024 diperkirakan mencapai angka yang sangat mengesankan, yaitu 46,5 juta metrik ton. Angka ini setara dengan sekitar 58 persen dari total produksi minyak sawit global di tahun tersebut yang membuat Indonesia menjadi negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Kelapa Sawit banyak digunakan untuk industri pangan maupun kosmetik. Tingginya jumlah buah kepala sawit yang diproses mengakibatkan jumlah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mengalami penumpukan.
Limbah TKKS yang berasal dari Industri ataupun pertanian memerlukan penanganan dan pengolahan yang tepat agar tidak mengganggu stabilitas lingkungan. Meskipun demikian, limbah ini merupakan limbah organik berupa lignoselulosa yang menggandung banyak unsur karbon berupa karbohidrat hemiselulosa, selulosa, dan lignin sehingga limbah ini masih dapat diolah untuk menjadi produk lain yang bernilai.
Terkait dengan hal tersebut, PT Agru Cipta Solusindo bermaksud untuk mengolah limbah TKKS untuk dapat dijadikan produk turunan bernilai tinggi yaitu Microcrystalline Cellulose (MCC) dan Nano Crystalline Cellulose (NCC). Dalam prosesnya, PT Agru Cipta Solusindo menggunakan layanan Optimalisasi Teknologi dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan (BBSPJIKFK) untuk dukungan dalam percobaan line Preparation dan Proses Delignifikasi pada project riset tersebut.
MCC dan NCC adalah bentuk selulosa yang dimodifikasi menjadi ukuran partikel yang lebih kecil. Produk ini memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai pengisi, agen anti-penggumpalan, bahan pengikat, dan agen desintegran yang saat ini banyak dibutuhkan di industri farmasi, kosmetik, kemasan, hingga nanoteknologi.
Selain diolah menjadi MCC dan NCC, limbah TKKS juga dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan baku pakan ternak sehingga seluruh proses pengolahan bersifat zero waste dan mendukung prinsip ekonomi sirkular.
Kepala BBSPJIFK, Siti Rohmah Siregar menegaskan bahwa melalui layanan Optimalisasi Teknologi, BBSPJIKFK siap memberikan dukungan teknis dan fasilitas laboratorium untuk kegiatan ini “Kerja sama ini merupakan langkah konkret untuk mengangkat nilai tambah limbah perkebunan kelapa sawit, yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Kami berharap melalui layanan Optimalisasi Teknologi, BBSPJIKFK bisa menghadirkan solusi nyata bagi industri dan lingkungan sekaligus.” Pungkasnya. [FS]