Penggunaan kemasan dewasa ini cukup tinggi, mulai dari kemasan transport yang merupakan kemasan sekunder atau tersier pada saat pengangkutan atau transportasi, maupun kemasan primer atau kemasan pangan. Kemasan pangan disebut juga Food Contact Material (FCM) dimana merupakan suatu material atau article yang pada bentuk akhirnya akan kontak atau bersentuhan langsung dengan bahan makanan. Yang termasuk dalam FCM ini meliputi bahan kemasan, peralatan makan, mesin proses, container dll. Kemasan pangan memiliki beberapa fungsi diantaranya :
1. Melindungi makanan , baik perlindungan mekanik, kimia dan biologi
2. Menjaga kualitas makanan selama penyimpanan.
Persyaratan dari kemasan pangan ini adalah kemasan dapat digunakan tanpa adanya pengaruh kontaminasi kemasan terhadap produk yang dikemas sehingga aman bagi kesehatan manusia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 24/M-IND/PER/2010, setiap kemasan pangan yang diperdagangkan di dalam negeri ataupun impor wajib mencantumkan logo tara pangan dan kode daur ulang. Tujuan dari logo tara pangan adalah untuk menunjukkan kemasan yang dimaksud aman untuk mengemas pangan sehingga dapat melindungi konsumen dari efek bahaya makanan yang terkontaminasi yang berasal dari material dan artikel yang kontak dengan makan atau senyawa yang bermigrasi ke dalam makanan.
Migrasi adalah suatu proses terjadinya perpindahan suatu zat dari kemasan pangan ke dalam makanan. Migrasi dapat memberikan dampak terhadap kualitas dan keamanan. Untuk kualitas, migrasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan terhadap aroma, bau dan rasa dari produk yang dikemas. Sedangkan untuk keamanan, migrasi dapat terakumulasi dalam tubuh yang apabila dibiarkan dalam waktu yang lama dapat memberikan dampat terhadap kesehatan manusia. Migrasi yang terjadi pada suatu kemasan terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Global Migrasi
Global migrasi merupakan hasil perpindahan semua komponen dari suatu kemasan dimana tidak dibedakan komponen tersebut berbahaya atau tidak bagi kesehatan manusia. Sumber bahan, jenis senyawa dan zat yang bermigrasi dari suatu kemasan dapat berupa residu reaksi polimerisasi (monomer, katalis, pelarut dll), bahan-bahan tambahan (stabilizer, plasticizer, filler) serta logam-logam berat termigrasi ( Pb, Cd, Hg, Cr6+).
2. Spesifik migrasi
Berbeda dengan global migrasi, pada spesifik migrasi komponen yang berpindah dari suatu kemasan kedalam produk sudah diketahui dan membahayakan bagi kesehatan manusia. Contoh dari spesifik migrasi ini adalah monomer-monomer dari kemasan seperti Monomer VCM (Vinil Chloride Monomer) pada Kemasan PVC dan Monomer Stirena pada kemasan Polystirena.
Pengujian global migrasi dilakukan dengan mengkontakkan produk dengan simulan pangan. Simulan pangan adalah larutan yang dapat menyerupai aksi pelepasan komponen dari pangan berair, asam, beralkohol dan berlemak. Simulan pangan digunakan sebagai pengganti pangan pada uji migrasi. Hal ini dikarenakan uji dengan menggunakan pangan langsung terkadang sulit dilakukan karena produk pangan merupakan matriks yang sangat kompleks.
Metode yang dapat dilakukan untuk pengujian global migrasi diantaranya :
1. Cell Migration
Metode ini digunakan pada kemasan multilayer/multilapis, dimana kemasan tersebut terdiri dari beberapa layer. Kemasan digunting dengan ukuran sesuai dengan alat yang akan digunakan (Cell). Pada metode ini, bagian dalam kemasan yang akan dikontakkan dengan simulan pangan.
2. Total Immersion (Perendaman)
Metode total imersi ini merupakan metode yang digunakan pada kemasan single layer, dimana sampel dipotong dengan ukuran 10x10 cm yang kemudian di rendam dalam simulan.
3. Article Filling
Metode Article Filling merupakan metode dengan menuangkan langsung simulan ke dalam kemasan yang akan diuji.
Berbeda dengan pengujian global migrasi dimana pengujian yang dilakukan masih menggunakan metode yang konvensional, spesifik migrasi diuji dengan menggunakan intrumen-instrumen analitik, diantaranya :
1. High Performance Liquid Chromatograpy (HPLC)
HPLC digunakan untuk mengukur kadar Bisphenol-A (BPA) yang terdapat dalam kemasan polikarbonat.
2. Voltametri
Alat ini digunakan untuk mengukur kadar Monomer stirena yang terdapat dalam kemasan Polistirena. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengukur logam termigrasi Pb dan Cd.
3. GC FID
GC FID digunakan untuk mengukur residu VCM pada kemasan dengan material Poli Vinil Klorida (PVC)
4. Spektrofotometri
Pada migrasi spesifik, terdapat parameter logam termigrasi Cr6+ yang dapat diukur dengan menggunakan spektrofotometri.
Penentuan metode yang digunakan pada migrasi total dilakukan berdasarkan dari bentuk kemasan dan jenis kemasan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pada saat analisa dan perhitungan hasil akhir. Penguiian pada kemasan pangan dilakukan agar dapat diketahui kadar zat atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam kemasan pangan serta dapat mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kemasan pangan tersebut pada kesehatan manusia. Selain itu pengujian pada kemasan pangan dilakukan untuk memudahkan pada saat pengawasan sehingga kemasan pangan yang beredar di lingkungan masyarakat merupakan kemasan yang aman.